Jumat, 01 Juni 2012

MEMELIHARA AQIDAH DARI KEMUSYRIKAN


MEMELIHARA AQIDAH DARI KEMUSYRIKAN
Oleh: Arya Arismaya Metanada

Ass. War. Wab.
Alhamdulillah hilladzi arsala rasulahu bil huda wadinil haq lituzhirahu aladdinikullihi walaukarihal kafirun. Asyhadualla ilahaillallah wa asyhaduanna muhammadan abduhu warasuluh waala alihi wasahbihi ajmain. Ammaba’du.

Hadirin hadirat yang berbahagia
            Mengawali jumpa kita pada kesempatan ini, marilah sama-sama memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT., atas segala curahan rahmat dan nikmatNya, terutama rahmat Iman dan Islam yang menjadi keyakinan kita sampai sekarang ini.
            Dalam pertemuan singkat kali ini, ijinkan kami membedah persoalan yang berhubungan dengan Aqidah, sesuai tema yang kami pilih yakni “MEMELIHARA AQIDAH DARI KEMUSYRIKAN”.
            Saudara – saudaraku, menjadi seorang mukmin merupakan rahmat terbesar dan anugerah terindah dari Allah SWT. yang harus disyukuri. Tidak semua manusia di jagat raya ini hidup dalam keadaan beriman. Sebagaiamana keyakinan kita bahwa iman itu merupakan jaminan keselamatan dan kebahagiaan setiap insan di dunia dan akhirat. Salah satu wujud syukur kita terhadap keimanan itu adalah dengan menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi laranganNya.
            Kemurnian aqidah perlu dijaga dan kita tidak boleh terjebak pada prilaku yang dapat menyekutukan Allah dengan yang lain. Dalam hal ini diingatkan oleh Allah sesuai firmanNya dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa Ayat 36 sbb :


Artinya :
Dan Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.

Saudara-saudaraku.
Sering atau kadang kala kita tidak menyadari betapa kita telah berperilaku syirik dengan mengabaikan kewajiban-kewajiban kita kepada Allah SWT., padahal kita telah berikrar bahwa tiada Tuhan yang disembah selain Allah dan Muhammad itu Rasul utusanNya.
            Sebagai pemeluk agama islam memang kita telah berikrar seperti itu, namun aplikasi keimanan kita masih tercampur atau ternoda oleh sikap kita sendiri yang memilih merebut senang sesaat dari pada berupaya meraih keridhaan Allah berupa kesenangan yang kekal di akhirat.
Ya… Saudara-saudaraku, ketahuilah bahwa urusan dunia telah banyak menipu dengan kesenangan yang memperdayakan.
            Contoh soal yang sederhana, dikala kita lagi asyik menonton acara di TV yang kebetulan acaranya sangat digemari, lalu pada saat bersamaan ada panggilan Adzan sebagai tanda waktu shalat tiba. Dalam hati berfikir sebentar lagi, sedang asyik nih, sampai keburu waktu habis, masih saja belum beranjak dan tetap tergoda memilih melanjutkan menonton TV daripada memenuhi kewajiban Shalat.
Maka sikap seperti ini sama artinya dengan kita membesarkan yang lain, atau dalam ungkapan lain kita telah lalai dalam membesarkan Tuhan.
            Saya kira masih banyak contoh-contoh kongkrit lain yang menjurus pada tindakan/ prilaku menyekutukan Tuhan, sebut saja misalnya memelihara/ memiliki Azimat, mempercayai tempat-tempat keramat dll.

Hadirin hadirat yang berbahagia
Maka untuk menjaga kemurnian aqidah kita, marilah kita renungkan nasehat ahli hikmah yang sangat terkenal Luqmannul Hakim kepada anak-anaknya sebagaimana tertuang dalam Al-Qur’an Surat Luqman Ayat 13 sbb :
 
Artinya: Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
Saudara-saudaraku,
Jangan sampai kita mempunyai iman dan keyakinan yang lemah. Ketahuilah bahwa  Allah senantiasa menguji hamba-hambaNya dengan kabaikan maupun keburukan, dan kebanyakan orang mempunyai kecendrungan tidak tahan uji.
Kebanyakan manusia itu menganggap bahwa cobaan hidup dapat melemahkan cita-cita dan melumpuhkan aqidah. Karena pada dasarnya manusia itu inginnya yang mudah-mudah dan tanpa kesulitan, akan tetapi bagi orang-orang yang beriman dan mau menyempurnakan aqidahnya, cobaan itu justru memacu semangatnya untuk Mengabdi dan Menyembah kepadaNya dan juga mempertebal iman dan taqwanya kepada Allah SWT.
Hadirin hadirat yang berbahagia
Jalan pintas dengan mengabaikan ketentuan-ketentuan Allah, lebih-lebih menyekutukannya merupakan dosa besar. Jalan sesat seperti ini dapat mendatangkan murka dan azab Allah SWT. Dijelaskan sesuai firmanNya dalam Al-Qur’an Surat Az-Zumar Ayat 25 sbb :
 
Artinya :
Orang-orang yang sebelum mereka Telah mendustakan (rasul-rasul), Maka datanglah kepada mereka azab dari arah yang tidak mereka sangka.



Saudara-saudaraku
Kita harus berupaya merebut keridhaan Allah dengan senantiasa mengamalkan ajaran agama kita secara benar. Contoh bahwa murka Allah dengan menurunkan azab sebagaimana disebutkan tadi karena ulah kita sendiri yakni telah mendustakan ajaran agama kita.
Sebagai tambahan renungan, berikut ini akan saya sampaikan peringatan/sekaligus nasehat Rasulullah SAW. sbb : tiga perkara yang aku khawatirkan bakal menimpa ummatku sepeninggalku yaitu sesat setelah mengetahui, tersebarnya fitnah yang menyesatkan, serta syahwat perut dan seksual.

Banyak hadist yang senada, menggambarkan kekhawatiran nasib atas ummatnya. Hal ini menunjukkan betapa besar perhatian Rasulullah SAW., tidak hanya bagi mereka yang hidup semasanya saja, tetapi juga ummat yang hidup setelah beliau.
Dalam kata lain tidak jarang Rasulullah menyampaikan beberapa prediksi peristiwa- peristiwa yang bakal menimpa ummatnya kelak. Kadang-kadang gambaran Rasulullah tentang ummat yang hidup di akhir zaman itu positif sehingga membesarkan hati kaum muslimin, tetapi kadang tak jarang gambarannya juga negatif.
            Rasulullah SAW. sangat khawatir dan mengingatkan ummatnya agar tidak terjebak pada ketiga perkara yang telah saya sebutkan tadi, ibaratnya kita mengendarai motor atau mobil dijalan raya,  lubang di tengah jalan yang berada di kejauhan sudah diinformasikan oleh Nabi kita. Tentu saja agar kita siap untuk mengurangi kecepatan, agar dapat menghindar ketika menemui lubang. Dengan demikian kita selamat sampai tujuan. Begitu peka, tanggap dan berliannya Nabi kita Muhammad Rasulullah SAW., sampai kejadian-kejadian yang akan datang sudah di prediksi demi keselamatan ummatnya.
            Demikian hal-hal yang dapat kami sampaikan lebih kurang kami mohon maaf akhirulkalam KHADANALLAH WAIYAKUM AJMAIN, Was. War. Wab.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar