MEMELIHARA AQIDAH DARI KEMUSYRIKAN
Oleh:
Arya Arismaya Metanada
Ass. War. Wab.
Alhamdulillah hilladzi arsala rasulahu bil huda wadinil
haq lituzhirahu aladdinikullihi walaukarihal kafirun. Asyhadualla ilahaillallah
wa asyhaduanna muhammadan abduhu warasuluh waala alihi wasahbihi ajmain.
Ammaba’du.
Hadirin hadirat yang
berbahagia
Mengawali jumpa
kita pada kesempatan ini, marilah sama-sama memanjatkan puji syukur kehadirat
Allah SWT., atas segala curahan rahmat dan nikmatNya, terutama rahmat Iman dan
Islam yang menjadi keyakinan kita sampai sekarang ini.
Dalam pertemuan
singkat kali ini, ijinkan kami membedah persoalan yang berhubungan dengan
Aqidah, sesuai tema yang kami pilih yakni “MEMELIHARA
AQIDAH DARI KEMUSYRIKAN”.
Saudara –
saudaraku, menjadi seorang mukmin merupakan rahmat terbesar dan anugerah
terindah dari Allah SWT. yang harus disyukuri. Tidak semua manusia di jagat
raya ini hidup dalam keadaan beriman. Sebagaiamana keyakinan kita bahwa iman
itu merupakan jaminan keselamatan dan kebahagiaan setiap insan di dunia dan
akhirat. Salah satu wujud syukur kita terhadap keimanan itu adalah dengan
menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi laranganNya.
Kemurnian aqidah
perlu dijaga dan kita tidak boleh terjebak pada prilaku yang dapat menyekutukan
Allah dengan yang lain. Dalam hal ini diingatkan oleh Allah sesuai firmanNya
dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa Ayat 36 sbb :
Artinya :
Dan Sembahlah Allah dan
janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.
Saudara-saudaraku.
Sering atau kadang kala kita tidak menyadari betapa kita
telah berperilaku syirik dengan mengabaikan kewajiban-kewajiban kita kepada
Allah SWT., padahal kita telah berikrar bahwa tiada Tuhan yang disembah selain
Allah dan Muhammad itu Rasul utusanNya.
Sebagai pemeluk
agama islam memang kita telah berikrar seperti itu, namun aplikasi keimanan
kita masih tercampur atau ternoda oleh sikap kita sendiri yang memilih merebut senang sesaat dari pada
berupaya meraih keridhaan Allah berupa kesenangan yang kekal di akhirat.
Ya… Saudara-saudaraku, ketahuilah bahwa urusan dunia telah banyak menipu dengan kesenangan
yang memperdayakan.
Contoh soal yang
sederhana, dikala kita lagi asyik menonton acara di TV yang kebetulan acaranya
sangat digemari, lalu pada saat bersamaan ada panggilan Adzan sebagai tanda
waktu shalat tiba. Dalam hati berfikir sebentar lagi, sedang asyik nih, sampai
keburu waktu habis, masih saja belum beranjak dan tetap tergoda memilih melanjutkan
menonton TV daripada memenuhi kewajiban Shalat.
Maka sikap seperti ini sama artinya dengan kita membesarkan yang
lain, atau dalam ungkapan lain kita telah lalai dalam membesarkan Tuhan.
Saya kira masih
banyak contoh-contoh kongkrit lain yang menjurus pada tindakan/ prilaku
menyekutukan Tuhan, sebut saja misalnya memelihara/ memiliki Azimat,
mempercayai tempat-tempat keramat dll.
Hadirin hadirat yang
berbahagia
Maka untuk menjaga kemurnian aqidah kita, marilah kita
renungkan nasehat ahli hikmah yang sangat terkenal Luqmannul Hakim kepada
anak-anaknya sebagaimana tertuang dalam Al-Qur’an Surat Luqman Ayat 13 sbb :
Artinya: Dan (Ingatlah) ketika
Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya:
"Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
Saudara-saudaraku,
Jangan sampai kita mempunyai iman dan keyakinan yang
lemah. Ketahuilah bahwa Allah senantiasa
menguji hamba-hambaNya dengan kabaikan maupun keburukan, dan kebanyakan orang mempunyai
kecendrungan tidak tahan uji.
Kebanyakan manusia itu menganggap bahwa cobaan hidup dapat
melemahkan cita-cita dan melumpuhkan aqidah. Karena pada dasarnya manusia itu
inginnya yang mudah-mudah dan tanpa kesulitan, akan tetapi bagi orang-orang
yang beriman dan mau menyempurnakan aqidahnya, cobaan itu justru memacu
semangatnya untuk Mengabdi dan Menyembah kepadaNya dan juga mempertebal iman
dan taqwanya kepada Allah SWT.
Hadirin hadirat yang
berbahagia
Jalan pintas dengan mengabaikan ketentuan-ketentuan Allah,
lebih-lebih menyekutukannya merupakan dosa besar. Jalan sesat seperti ini dapat
mendatangkan murka dan azab Allah SWT. Dijelaskan sesuai firmanNya dalam
Al-Qur’an Surat Az-Zumar Ayat 25 sbb :
Artinya :
Orang-orang yang sebelum
mereka Telah mendustakan (rasul-rasul), Maka datanglah kepada mereka azab dari
arah yang tidak mereka sangka.
Saudara-saudaraku
Kita harus berupaya merebut keridhaan Allah dengan senantiasa
mengamalkan ajaran agama kita secara benar. Contoh bahwa murka Allah dengan
menurunkan azab sebagaimana disebutkan tadi karena ulah kita sendiri yakni
telah mendustakan ajaran agama kita.
Sebagai tambahan renungan, berikut ini akan saya sampaikan peringatan/sekaligus
nasehat Rasulullah SAW. sbb : tiga perkara yang aku khawatirkan bakal
menimpa ummatku sepeninggalku yaitu sesat setelah mengetahui, tersebarnya
fitnah yang menyesatkan, serta syahwat perut dan seksual.
Banyak hadist yang senada, menggambarkan kekhawatiran
nasib atas ummatnya. Hal ini menunjukkan betapa besar perhatian Rasulullah
SAW., tidak hanya bagi mereka yang hidup semasanya saja, tetapi juga ummat yang
hidup setelah beliau.
Dalam kata lain tidak jarang Rasulullah menyampaikan
beberapa prediksi peristiwa- peristiwa yang bakal menimpa ummatnya kelak.
Kadang-kadang gambaran Rasulullah tentang ummat yang hidup di akhir zaman itu
positif sehingga membesarkan hati kaum muslimin, tetapi kadang tak jarang
gambarannya juga negatif.
Rasulullah SAW.
sangat khawatir dan mengingatkan ummatnya agar tidak terjebak pada ketiga
perkara yang telah saya sebutkan tadi, ibaratnya kita mengendarai motor atau
mobil dijalan raya, lubang di tengah
jalan yang berada di kejauhan sudah diinformasikan oleh Nabi kita. Tentu saja
agar kita siap untuk mengurangi kecepatan, agar dapat menghindar ketika menemui
lubang. Dengan demikian kita selamat sampai tujuan. Begitu peka, tanggap dan
berliannya Nabi kita Muhammad Rasulullah SAW., sampai kejadian-kejadian yang
akan datang sudah di prediksi demi keselamatan ummatnya.
Demikian hal-hal
yang dapat kami sampaikan lebih kurang kami mohon maaf akhirulkalam KHADANALLAH
WAIYAKUM AJMAIN, Was. War. Wab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar