Minggu, 06 Mei 2012

POTRET HUTAN KITA PULIH SEJENGKAL RUSAK SEDEPA

POTRET HUTAN KITA
PULIH SEJENGKAL RUSAK SEDEPA

Oleh: Arya Arismaya Metananda

Ass. War. Wab.
ALHAMDULILLAH HIRAB BIL A`LAMIN. WASSALAM TUWAASSALAM ALA ASRAFIL AMBIA IWAL MUR SALIN. SYA`YIDINA MUHAMMADDIN WAALA ALIHI WASAHBIHI AJMAIN. AMMA BAQDU.

Apa kabar semuanya?
Alhamdulillah kita bersyukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih Penyayang karena dapat bertemu pada moment ini dalam suasana hati gembira, penuh semangat, penuh perhatian.
Mengapa saya berani berkata seperti ini, tiada lain karena saya menyaksikan raut-raut wajah gembira bahagia saudara-saudara saya di sana, terkesan sangat bersemangat dalam mendukung acara ini.

Hadirin Hadirat Yang Berbahagia
Tentu Patrisipasi kita dalam kegiatan ini, sangat bermanfaat bagi semua karena kita bisa memperoleh banyak informasi atau ilmu untuk bekal hidup dan kehidupan kita di dunia dan di akhirat.
Salah satu informasi berguna yang kami maksudkan berkolerasi dengan tema yang kami pilih: “Menjunjung tinggi harkat kemanusiaan . Lalu dari tema ini kami mencoba membuat sub tema: “Pemanasan global mengancam kehidupan manusia”.
Selanjutnya pembahasan materi akan mengerucut atau lebih di fokuskan pada upaya-upaya memulihkan hutan kita yang sudah rusak. Maka menyorot atau menyoal tentang kondisi hutan kita sekarang ini, kami akan membedahnya lebih dalam dengan tajuk “Potret hutan kita,    pulih sejengkal rusak sedepa”.

Hadirin Hadirat Yang Berbahagia
Kita semua sebagai khalifah di muka bumi ini diserahi tanggung jawab yang besar berupa amanah untuk menjaga dan mengurus bumi. Allah juga mengamanahkan agar masing-masing individu untuk mengajak individu lainnya membangun kebajikan serta mencegah kemungkaran.
Allah menandaskannya dalam Al-qur`an Surat Al-Imran ayat 104 sbb:

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Artinya:  Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.

Hadirin Hadirat Yang Berbahagia
 Dari ayat tadi kami dapat memperjelas bahwa maksud ma`ruf adalah segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.
Selanjutnya sebagai pengemban amanah di muka bumi, kita semua seharusnya bersyukur karena kita lahir dan dibesarkan di bumi Indonesia yang subur, indah, kaya akan potensi alam, serta potensi hutan yang terbentang luas dari Sabang sampai Meroke. Namun sebagai bagian integral dari penduduk dunia ( makhluk bumi ), tentu kita harus mempunyai peran nyata dalam membangun kehidupan di bumi menyangkut kepentingan hidup manusia secara keseluruhan.
Isu sentral sekarang ini menyangkut pemanasan global yang mengancam kehidupan manusia karena efek pembangunan rumah-rumah kaca di kota-kota besar di seluruh dunia serta juga makin menipisnya lapisan ozon. Untuk diketahui lapisan ozon itu sangat berguna sebagai pelapis/ penangkal efek negatif dari sinar ultra violet yang dapat menyebabkan kanker kulit atau efek negatif lainnya. Kita mungkin telah melihat di televisi yang memberitakan lubang lapisan ozon semakin membesar, juga berita yang menyebutkan bahwa es di daerah kutub banyak mencair yang mengakibatkan meningginya permukaan  air laut. Gejala bahwa bumi makin panas sangat terasa ditambah lagi rendahnya curah hujan menambah kelengkapan dan penderitaan kita terutama para Petani yang senantiasa mengharapkan turunya hujan untuk mengairi sawah mereka.

Hadirin Hadirat Yang Berbahagia
Allah menyiapkan bumi ini untuk kehidupan, dan kita boleh mencari rezeki/ makan dari apa-apa yang ada di atasnya. Ditandaskan sesuai firman-Nya dalam surat Al-Isra ayat 70 sbb:

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلا            

Artinya: Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan.

Hadirin Sekalian
Ayat tadi menjelaskan betapa manusia dipilih oleh Allah untuk menjadi penguasa di bumi sekaligus memudahkannya memperoleh penghidupan baik di daratan maupun di lautan.
Lalu Allah juga menjelaskan sesuai firma-Nya dalam surat At-Tin ayat 4 sbb:

لَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

Artinya: Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .

Nah saudara-saudara dengan kelebihan dan kemuliaan yang diberikan ini, sudah sepantasnya kita menjaga keseimbangan alam titipan Tuhan, untuk menjamin penghidupan sesuai kodrat/ garis tuntunan Tuhan. Tetapi sayangnya banyak diantara kita yang melampaui batas/  bertingkah laku menyimpang dari ketentuan Allah., akibatnya kita banyak menerima bala/ hukuman atas perbuatan kita sendiri.  
 
Hadirin Hadirat Yang Berbahagia
Bumi ini yang di dalamnya ada hutan, tanah, air, serta udara, merupakan alam lingkungan hidup yang sangat pital, semuanya merupakan komponen yang saling berpengaruh satu sama lain. Karena fungsinya yang pital, maka wajib kita jaga keberadaannya.
Perlu dipahami bahwa ada interaksi atau hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya, dan hubungan itu bisa berkolerasi positif atau sebaliknya. Dalam hal ini perlu kita camkan kata-kata indah berikut ini: “Hanya dengan manusia yang Baik, lingkungan hidup dapat berkembang ke arah optimal dan Hanya dengan lingkungan hidup yang Baik, manusia dapat berkembang secara maksimal”.
Ungkapan tadi menjelaskan betapa manusia dengan bumi tempat kita berada, saling membutuhkan, artinya manusia sebagai khalifah di bumi haruslah mampu menjaga bumi ini, barulah bumi bisa mendukung/ berlaku ramah kepada manusia. Untuk menjaga bumi sangatlah bijaksana kita mencamkan ungkapan berikut ini: “Bumi ini bukan warisan nenek moyang kita tetapi pinjaman dari anak cucu kita”.

Hadirin Hadirat Yang Berbahagia
Bukan rahasia lagi kalau kerusakan di bumi telah banyak terjadi seperti rusaknya kawasan hutan,dan jika kita berbicara lebih tranparan tentang upaya-upaya merehabilitasi hutan,maka boleh kita menyebutnya “Maju Selangkah,Mundur Tiga Langkah”.
Ungkapan itu, meski terdengar agak sinis tapi cukup sesuai untuk menggambarkan kondisi yang terjadi terhadap upaya perbaikan hutan. Dalam ungkapan lain, hutan yang berhasil di rehabilitasi Cuma sejengkal jari, sedangkan kerusakannya bisa sedepa lengan.
Mengutip kata wakil Presiden Republik Indonesia Bapak Jusuf Kalla, Beliau mengatakan bahwa menebang pohon di hutan hanya perlu 20 menit padahal upaya rehabilitasi membutuhkan waktu sedikitnya 20 tahun, jadi lebih mudah merusak dari pada menanam kembali hutan. Ungkapan Bapak wapres itu tiada lain untuk menggedor kesadaran moral masyarakat akan kondisi kerusakan  hutan yang sangat parah.

Hadirin Hadirat Yang Berbahagia
 Kita tentu pernah bahkan lazim mendengar berita banjir yang menggenang pemukiman penduduk atau mungkin merasakan sendiri kejadian tersebut. Belum pupus dari benak kita peristiwa banjir yang melanda kota Sumbawa di bulan Januari 2006, lalu banjir yang melanda kec. Empang dan juga Tarano serta banyak lagi kejadian banjir yang menimpa daerah-daerah lain yang dapat dijadikan sebagai contoh/ rujukan untuk kita sama-sama mengambil itibar/ pelajaran, apa sebab peristiwa itu terjadi. Ternyata tidak sulit mencari jawaban, semuanya terjadi karena hutan kita telah gundul.
Tadinya hutan yang dapat berfungsi sebagai paruh bumi, serta dapat menjadi penyangga air, karena kondisinya yang rusak dan gundul, maka tidak lagi dapat menopang kehidupan manusia secara layak. Dampak lain dari kerusakan hutan bukan hanya banjir tetapi juga bisa berakibat longsor di mana-mana, terutama di tanah miring.
Gundulnya hutan berdampak sangat negative terhadap kehidupan manusia, kayu-kayu besar yang dapat menjadi pengikat air di musim hujan, karena keadaannya yang sudah tandus berubah menjadi bala di musim hujan, sedangkan di musim kemarau berdampak pada keringnya air tanah.

Hadirin Hadirat Yang Berbahagia
Saya percaya bahwa kita semua hamba Allah yang baik, tentu tidak ingin bertindak melampaui batas, saya percaya juga  bahwa disini tidak ada penduduk yang merusak hutan setidak-tidaknya, semua kita berusaha mencegah terjadinya kerusakan hutan.
Saya ingin bertanya, sanggupkah saudara-saudara menjaga hutan dan tidak merusaknya?  (menunggu jawaban). Saya sangat yakin semua menjawab sanggup dan itu sangat perlu karena manfaatnya akan kembali kepada kita juga. Menjaga hutan sama artinya dengan kita memelihara amanah Allah sekaligus mensyukuri nikmatnya, merusaknya sama artinya kita mengingkari kehendaknya. Allah berfirman dalam surat Ibrahim ayat 7:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

Hadirin Hadirat Yang Berbahagia
Dari apa yang kami sampaikan sejak awal, dapat ditarik kesimpulan yakni bahwa upaya melestarikan hutan, menjaga bumi merupakan amanah Allah, dan itu sama artinya dengan salah satu upaya menjunjung tinggi harkat kemanusiaan.
Demikian yang dapat kami sampaikan, Hada Nallah Waiyakum Ajmain, Was. War. Wab.
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar