Minggu, 06 Mei 2012

HUTAN KOTA SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN DAN HIBURAN

HUTAN KOTA SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN DAN HIBURAN
Oleh: *Arya Arismaya Metananda


Pendahuluan
Fenomena yang terjadi akhir-akhir ini banyak sekali kota yang masih belum memiliki hutan kota. Ada juga kota yang sudah memiliki hutan kota tapi belum bisa merawat dan melestarikannya. Banyak sekali orang-orang yang melupakan hutan kota. Bahkan ada juga kota yang tidak bisa memanfaatkan hutan kotanya dengan baik, bahkan sebaliknya menggunakan hutan kota tidak sebagaimana semestinya seperti membuang sampah sembarangan di hutan kota, merusak fasilitas yang ada di sana, dan lain-lain.
Ada beberapa contoh dari perusakan hutan kota akibat dari ketidakpedulian masyarakat kota terhadap kelestarian hutan kota yaitu di hutan kota dan taman yang dibuat pemerintah kota banyak yang dirusak warga. Mulai dari pagarnya yang dibobol,, lampu-lampu hias taman banyak yang dijarah dan masih banyak lagi fakta lainnya.
Kondisi ini sangat memprihatinkan, fakta yang terjadi pada hutan kota di Indonesia. Padahal landasan kasar pembangunan hutan kota sebagai penyeimbang agar kota ini tidak gersang. Masyarakat kota membutuhkan ruang terbuka hijau karena kota merupakan pusat aktivitas dimana pencemaran banyak terjadi disana. Lalu selain dari fungsi estetika, bagaimana hutan kota yang dibangun dapat lebih diarahkan sebagai sarana pendidikan, meningkatkan kecerdasan bangsa juga sebagai sarana hiburan. Seperti kata pepatah belajar sambil bermain.

Fungsi Hutan Kota Sebagai Sarana Pendidikan Dan Hiburan
Fungsi hutan kota sebagai sarana pendidikan, berperan dalam mengembangkan kecerdasan para pelajar. Kita dapat memanfaatkan hutan kota sebagai sarana penelitian tentang tumbuh-tumbuhan serta aneka satwa sekaligus memperkenalkan beragam jenis tumbuhan dan satwa kepada para pelajar. Di samping itu kita bisa membangun perpustakaan umum gratis di dalam hutan kota untuk memperdalam wawasan/pengetahuan pengunjung tentang hutan serta laboratorium perkembangbiakan tanaman dan hewan sehingga para pelajar dapat melakukan percobaan/penelitian tentang perawatan tanaman dan satwa sehingga mereka dapat mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk anak-anak dapat dibangun taman bermain guna melatih kecerdasan kinestetik anak. Selain itu, dapat diberi fasilitas-fasilitas outbond yang kini banyak digandrungi oleh pelajar untuk melatih softkill yang mereka miliki seperti team work, team building, manajemen organisasi, leadership, penghilang stress  dan masih banyak lagi.
Fasilitas-fasilitas tersebut misalnya kolam air yang di atasnya ada bambu panjang yang akan digunakan untuk menyeberangi kolam untuk melatih keseimbangan dan konsentrasi, tali yang berada di antara pohon yang digunakan untuk meniti tali atau untuk flying fox guna melatih keberanian dan kepercayaan diri, disusun balok-balok kayu yang pendek, yang atasnya diberi tali untuk melakukan gerakan merayap berguna melatih kehati-hatian dan kesabaran dalam bertindak, lahan kosong untuk berbagai permainan outbond, dan lain-lain.
Banyak sekali sekolah-sekolah maupun universitas yang memerlukan fasilitas outbond seperti ini untuk latihan dasar kepemimpinan, outbond motivasi dan kerjasama, ospek mahasiswa, bahkan digunakan outbond oleh para pegawai perkantoran/perusahaan untuk meningkatkan kinerja para pegawainya. Dengan adanya fasilitas outbond yang ada dalam kota mereka tidak perlu susah-susah mencari tempat outbond di luar kota yang memerlukan biaya yang cukup banyak, cukup di dalam kota dengan biaya yang cukup rendah bahkan bisa digratiskan tergantung kebijakan masing-masing pemerintah kota.
Hutan kota pun dapat dikunjungi oleh semua orang. Dengan demikian sarana pendidikan yang ada di hutan kota dapat dioptimalkan dengan sebaik-baiknya. Sehingga kecerdasan pelajar baik mental maupun fisik dapat dikembangkan dengan sempurna. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Dr. Gardner, profesor bidang pendidikan di Universitas Harvard, tentang 8 jenis kecerdasan yaitu:
1. Kecerdasan Verbal - Linguistik
Kemampuan menggunakan perkataan secara berkesan sama, secara lisan atau tulisan, termasuk gaya bahasa dan pengucapan dengan baik dan sempurna. Contoh aktifitas: perbahasaan, perbendaharaan kata, ucapan formal, penulisan kreatif, bacaan, jurnal, diary, puisi, jenakaan bercerita.
2. Kecerdasan Logik - Matematik
Kebolehan menggunakan nomor, mengenal pasti pola abstrak, perkaitan, sebab dan akibat (logik). Melibatkan pemikiran ilmiah, termasuk pemikiran secara heuristik, induktif dan deduktif, membuat inferens, mengkategori, generalisasi, perhitungan dan pengujian hipotesis. Contoh aktifitas: penggunaan simbol, rumus, urutan nomor, pola abstrak, perkaitan sebab dan akibat (logik), penyelesaian masalah, pengurusan grafik dan pengiraan.
3. Kecerdasan Fisikal - Kinestetik
Berkaitan dengan pergerakan dan kemahiran fisikal seperti koordinasi, keseimbangan dan kelenturan badan. Menggunakan anggota badan untuk mengungkapkan idea dan perasaan. Contoh aktifitas: tarian kreatif, drama, main peranan, aktifitas jasmani, latihan fisikal, dan seni pertahanan diri.
4. Kecerdasan Visual - Spasial
Kebolehan mencipta gambaran mental dan mengamati dunia visual. Berkepekaan terhadap warna, garis dan ruang. Berkebolehan menvisual secara spatial dan mengorientasi diri dalam matriks ruang. Contoh aktifitas: melukis, mengecat, skema warna, garis dan ruang, mencipta gambaran mental, imaginasi aktif, peta, menvisual secara spasial dan mengorientasi diri dalam matriks ruang.
5. Kecerdasan Musikal - Ritme
Kemampuan untuk menggemari, mendiskriminasi dan mengungkapkan perasaan melalui musik. Kecenderungan ini termasuk kepekaan terhadap ritme, melodi atau kelangsingan suatu hasil musik. Contoh aktifitas: persembahan musik, bunyi vokal, bunyi instrumental, nyanyian dan drama lagu.
6. Kecerdasan Intrapersonal
Berpengetahuan sendiri dan berkebolehan untuk menilai diri sendiri. Mempunyai gambaran yang tepat tentang diri sendiri, kesadaran terhadap mood, kehendak, motivasi, kemarahan, dorongan dan kemampuan untuk mendisiplinkan diri dan jati diri. Contoh aktifitas: teknik metakognisi, strategi pemikiran, proses emosi, praktik mind fullness, perilaku tahap tinggi, disiplin diri, dan amalan pemusatan.
7. Kecerdasan Interpersonal
Kemampuan untuk mendiskriminasi antara pelbagai petanda interpersonal dan kebolehan untuk berkomunikasi dengan berkesan secara pragmatik terhadap petanda tersebut. Contoh aktifitas: komunikasi antara individu, latihan empati, latihan kolaboratif, strategi pembelajaran kooperatif dan bekerja sama
8. Kecerdasan Naturalis
      Mengenali, menyusun dan mengkategorikan berbagai jenis flora dan fauna.

Oleh karena itu, dengan adanya sarana pendidikan seperti itu, secara tidak langsung kita membantu pendidikan di dalam kota dengan meningkatkan delapan kecerdasan yang dimiliki oleh setiap pelajar. Dan hutan kota dapat dijadikan sebagai wisata pembelajaran (study tour) oleh sekolah-sekolah maupun universitas dalam kota untuk mengembangkan kemampuan pembelajaran anak didiknya. Sekaligus dengan adanya fasilitas semacam ini dapat menghemat keuangan lembaga pendidikan dalam mengadakan study tour untuk para pelajarnya.

Literatur
Gardner, H. 2006. Five Minds for the Future. Boston, MA.: Harvard Business School, Press.

1 komentar: