HUTAN KOTA SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN
DAN HIBURAN
Oleh: *Arya Arismaya
Metananda
Pendahuluan
Fenomena yang terjadi akhir-akhir
ini banyak sekali kota yang masih belum memiliki hutan kota. Ada juga kota yang
sudah memiliki hutan kota tapi belum bisa merawat dan melestarikannya. Banyak
sekali orang-orang yang melupakan hutan kota. Bahkan ada juga kota yang tidak
bisa memanfaatkan hutan kotanya dengan baik, bahkan sebaliknya menggunakan
hutan kota tidak sebagaimana semestinya seperti membuang sampah sembarangan di
hutan kota, merusak fasilitas yang ada di sana, dan lain-lain.
Ada beberapa contoh dari perusakan
hutan kota akibat dari ketidakpedulian masyarakat kota terhadap kelestarian
hutan kota yaitu di hutan kota dan taman yang dibuat pemerintah kota banyak
yang dirusak warga. Mulai dari pagarnya yang dibobol,, lampu-lampu hias taman
banyak yang dijarah dan masih banyak lagi fakta lainnya.
Kondisi ini sangat memprihatinkan,
fakta yang terjadi pada hutan kota di Indonesia. Padahal landasan kasar
pembangunan hutan kota sebagai penyeimbang agar kota ini tidak gersang.
Masyarakat kota membutuhkan ruang terbuka hijau karena kota merupakan pusat
aktivitas dimana pencemaran banyak terjadi disana. Lalu selain dari fungsi
estetika, bagaimana hutan kota yang dibangun dapat lebih diarahkan sebagai
sarana pendidikan, meningkatkan kecerdasan bangsa juga sebagai sarana hiburan.
Seperti kata pepatah belajar sambil bermain.
Fungsi Hutan
Kota Sebagai Sarana Pendidikan Dan Hiburan
Fungsi hutan kota sebagai sarana
pendidikan, berperan dalam mengembangkan kecerdasan para pelajar. Kita dapat
memanfaatkan hutan kota sebagai sarana penelitian tentang tumbuh-tumbuhan serta
aneka satwa sekaligus memperkenalkan beragam jenis tumbuhan dan satwa kepada
para pelajar. Di samping itu kita bisa membangun perpustakaan umum gratis di
dalam hutan kota untuk memperdalam wawasan/pengetahuan pengunjung tentang hutan
serta laboratorium perkembangbiakan tanaman dan hewan sehingga para pelajar
dapat melakukan percobaan/penelitian tentang perawatan tanaman dan satwa
sehingga mereka dapat mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk anak-anak dapat dibangun taman
bermain guna melatih kecerdasan kinestetik anak. Selain itu, dapat diberi
fasilitas-fasilitas outbond yang kini
banyak digandrungi oleh pelajar untuk melatih softkill yang mereka miliki seperti team work, team building,
manajemen organisasi, leadership,
penghilang stress dan masih banyak lagi.
Fasilitas-fasilitas tersebut
misalnya kolam air yang di atasnya ada bambu panjang yang akan
digunakan untuk menyeberangi kolam untuk melatih keseimbangan dan konsentrasi,
tali yang berada di antara pohon yang digunakan untuk meniti tali atau untuk flying fox guna melatih keberanian dan
kepercayaan diri, disusun balok-balok kayu yang pendek, yang atasnya diberi
tali untuk melakukan gerakan merayap berguna melatih kehati-hatian dan
kesabaran dalam bertindak, lahan kosong untuk berbagai permainan outbond, dan lain-lain.
Banyak sekali sekolah-sekolah maupun
universitas yang memerlukan fasilitas outbond
seperti ini untuk latihan dasar kepemimpinan, outbond motivasi dan kerjasama, ospek mahasiswa, bahkan digunakan outbond oleh para pegawai
perkantoran/perusahaan untuk meningkatkan kinerja para pegawainya. Dengan adanya fasilitas outbond yang ada dalam kota mereka tidak
perlu susah-susah mencari tempat outbond
di luar kota yang memerlukan biaya yang cukup banyak, cukup di dalam kota
dengan biaya yang cukup rendah bahkan bisa digratiskan tergantung kebijakan
masing-masing pemerintah kota.
Hutan kota pun dapat dikunjungi oleh
semua orang. Dengan demikian sarana pendidikan yang ada di hutan kota dapat
dioptimalkan dengan sebaik-baiknya. Sehingga kecerdasan pelajar baik mental
maupun fisik dapat dikembangkan dengan sempurna. Sebagaimana yang dikemukakan
oleh Dr. Gardner, profesor bidang pendidikan di Universitas Harvard, tentang 8
jenis kecerdasan yaitu:
1. Kecerdasan Verbal - Linguistik
Kemampuan menggunakan perkataan
secara berkesan sama, secara lisan atau tulisan, termasuk gaya bahasa dan
pengucapan dengan baik dan sempurna. Contoh aktifitas: perbahasaan, perbendaharaan kata, ucapan
formal, penulisan kreatif, bacaan, jurnal, diary, puisi, jenakaan bercerita.
2. Kecerdasan Logik - Matematik
Kebolehan menggunakan nomor, mengenal
pasti pola abstrak, perkaitan, sebab dan akibat (logik). Melibatkan pemikiran ilmiah, termasuk pemikiran secara
heuristik, induktif dan deduktif, membuat inferens, mengkategori, generalisasi,
perhitungan dan pengujian hipotesis. Contoh aktifitas: penggunaan simbol, rumus,
urutan nomor, pola abstrak, perkaitan sebab dan akibat (logik), penyelesaian
masalah, pengurusan grafik dan pengiraan.
3. Kecerdasan Fisikal - Kinestetik
Berkaitan dengan pergerakan dan
kemahiran fisikal seperti koordinasi, keseimbangan dan kelenturan badan.
Menggunakan anggota badan untuk mengungkapkan idea dan perasaan. Contoh
aktifitas: tarian kreatif, drama, main peranan, aktifitas jasmani, latihan
fisikal, dan seni pertahanan diri.
4. Kecerdasan Visual - Spasial
Kebolehan mencipta gambaran mental
dan mengamati dunia visual. Berkepekaan terhadap warna, garis dan ruang.
Berkebolehan menvisual secara spatial dan mengorientasi diri dalam matriks
ruang. Contoh aktifitas: melukis, mengecat, skema warna, garis dan ruang,
mencipta gambaran mental, imaginasi aktif, peta, menvisual secara spasial dan
mengorientasi diri dalam matriks ruang.
5. Kecerdasan Musikal - Ritme
Kemampuan untuk menggemari,
mendiskriminasi dan mengungkapkan perasaan melalui musik. Kecenderungan ini
termasuk kepekaan terhadap ritme, melodi atau kelangsingan suatu hasil musik.
Contoh aktifitas: persembahan musik, bunyi vokal, bunyi instrumental, nyanyian
dan drama lagu.
6. Kecerdasan Intrapersonal
Berpengetahuan sendiri dan
berkebolehan untuk menilai diri sendiri. Mempunyai gambaran yang tepat tentang
diri sendiri, kesadaran terhadap mood,
kehendak, motivasi, kemarahan, dorongan dan kemampuan untuk mendisiplinkan diri
dan jati diri. Contoh aktifitas: teknik metakognisi, strategi pemikiran, proses
emosi, praktik mind fullness, perilaku tahap tinggi, disiplin diri, dan amalan
pemusatan.
7. Kecerdasan Interpersonal
Kemampuan untuk mendiskriminasi
antara pelbagai petanda interpersonal dan kebolehan untuk berkomunikasi dengan
berkesan secara pragmatik terhadap petanda tersebut. Contoh aktifitas:
komunikasi antara individu, latihan empati, latihan kolaboratif, strategi
pembelajaran kooperatif dan bekerja sama
8. Kecerdasan Naturalis
Mengenali, menyusun dan mengkategorikan berbagai jenis flora
dan fauna.
Oleh
karena itu, dengan adanya sarana pendidikan seperti itu, secara tidak langsung
kita membantu pendidikan di dalam kota dengan meningkatkan delapan kecerdasan
yang dimiliki oleh setiap pelajar. Dan hutan kota dapat dijadikan sebagai
wisata pembelajaran (study tour) oleh
sekolah-sekolah maupun universitas dalam kota untuk mengembangkan kemampuan
pembelajaran anak didiknya. Sekaligus dengan adanya fasilitas semacam ini dapat
menghemat keuangan lembaga pendidikan dalam mengadakan study tour untuk para pelajarnya.
Literatur
Gardner,
H. 2006. Five Minds for the Future. Boston, MA.: Harvard Business
School, Press.
Betul sekali apa yang anda katakan gan..
BalasHapusbiar anak anak nya gak borinx, di perlukan outing jga, setuju ..
Cara Mudah Temukan Rumah Dijual / Disewa Disini
Sewa Apartement
Perumahan Baru