Minggu, 06 Mei 2012

POTRET HUTAN KITA PULIH SEJENGKAL RUSAK SEDEPA

POTRET HUTAN KITA
PULIH SEJENGKAL RUSAK SEDEPA

Oleh: Arya Arismaya Metananda

Ass. War. Wab.
ALHAMDULILLAH HIRAB BIL A`LAMIN. WASSALAM TUWAASSALAM ALA ASRAFIL AMBIA IWAL MUR SALIN. SYA`YIDINA MUHAMMADDIN WAALA ALIHI WASAHBIHI AJMAIN. AMMA BAQDU.

Apa kabar semuanya?
Alhamdulillah kita bersyukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih Penyayang karena dapat bertemu pada moment ini dalam suasana hati gembira, penuh semangat, penuh perhatian.
Mengapa saya berani berkata seperti ini, tiada lain karena saya menyaksikan raut-raut wajah gembira bahagia saudara-saudara saya di sana, terkesan sangat bersemangat dalam mendukung acara ini.

Hadirin Hadirat Yang Berbahagia
Tentu Patrisipasi kita dalam kegiatan ini, sangat bermanfaat bagi semua karena kita bisa memperoleh banyak informasi atau ilmu untuk bekal hidup dan kehidupan kita di dunia dan di akhirat.
Salah satu informasi berguna yang kami maksudkan berkolerasi dengan tema yang kami pilih: “Menjunjung tinggi harkat kemanusiaan . Lalu dari tema ini kami mencoba membuat sub tema: “Pemanasan global mengancam kehidupan manusia”.
Selanjutnya pembahasan materi akan mengerucut atau lebih di fokuskan pada upaya-upaya memulihkan hutan kita yang sudah rusak. Maka menyorot atau menyoal tentang kondisi hutan kita sekarang ini, kami akan membedahnya lebih dalam dengan tajuk “Potret hutan kita,    pulih sejengkal rusak sedepa”.

Hadirin Hadirat Yang Berbahagia
Kita semua sebagai khalifah di muka bumi ini diserahi tanggung jawab yang besar berupa amanah untuk menjaga dan mengurus bumi. Allah juga mengamanahkan agar masing-masing individu untuk mengajak individu lainnya membangun kebajikan serta mencegah kemungkaran.
Allah menandaskannya dalam Al-qur`an Surat Al-Imran ayat 104 sbb:

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Artinya:  Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.

Hadirin Hadirat Yang Berbahagia
 Dari ayat tadi kami dapat memperjelas bahwa maksud ma`ruf adalah segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.
Selanjutnya sebagai pengemban amanah di muka bumi, kita semua seharusnya bersyukur karena kita lahir dan dibesarkan di bumi Indonesia yang subur, indah, kaya akan potensi alam, serta potensi hutan yang terbentang luas dari Sabang sampai Meroke. Namun sebagai bagian integral dari penduduk dunia ( makhluk bumi ), tentu kita harus mempunyai peran nyata dalam membangun kehidupan di bumi menyangkut kepentingan hidup manusia secara keseluruhan.
Isu sentral sekarang ini menyangkut pemanasan global yang mengancam kehidupan manusia karena efek pembangunan rumah-rumah kaca di kota-kota besar di seluruh dunia serta juga makin menipisnya lapisan ozon. Untuk diketahui lapisan ozon itu sangat berguna sebagai pelapis/ penangkal efek negatif dari sinar ultra violet yang dapat menyebabkan kanker kulit atau efek negatif lainnya. Kita mungkin telah melihat di televisi yang memberitakan lubang lapisan ozon semakin membesar, juga berita yang menyebutkan bahwa es di daerah kutub banyak mencair yang mengakibatkan meningginya permukaan  air laut. Gejala bahwa bumi makin panas sangat terasa ditambah lagi rendahnya curah hujan menambah kelengkapan dan penderitaan kita terutama para Petani yang senantiasa mengharapkan turunya hujan untuk mengairi sawah mereka.

Hadirin Hadirat Yang Berbahagia
Allah menyiapkan bumi ini untuk kehidupan, dan kita boleh mencari rezeki/ makan dari apa-apa yang ada di atasnya. Ditandaskan sesuai firman-Nya dalam surat Al-Isra ayat 70 sbb:

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلا            

Artinya: Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan.

Hadirin Sekalian
Ayat tadi menjelaskan betapa manusia dipilih oleh Allah untuk menjadi penguasa di bumi sekaligus memudahkannya memperoleh penghidupan baik di daratan maupun di lautan.
Lalu Allah juga menjelaskan sesuai firma-Nya dalam surat At-Tin ayat 4 sbb:

لَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

Artinya: Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .

Nah saudara-saudara dengan kelebihan dan kemuliaan yang diberikan ini, sudah sepantasnya kita menjaga keseimbangan alam titipan Tuhan, untuk menjamin penghidupan sesuai kodrat/ garis tuntunan Tuhan. Tetapi sayangnya banyak diantara kita yang melampaui batas/  bertingkah laku menyimpang dari ketentuan Allah., akibatnya kita banyak menerima bala/ hukuman atas perbuatan kita sendiri.  
 
Hadirin Hadirat Yang Berbahagia
Bumi ini yang di dalamnya ada hutan, tanah, air, serta udara, merupakan alam lingkungan hidup yang sangat pital, semuanya merupakan komponen yang saling berpengaruh satu sama lain. Karena fungsinya yang pital, maka wajib kita jaga keberadaannya.
Perlu dipahami bahwa ada interaksi atau hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya, dan hubungan itu bisa berkolerasi positif atau sebaliknya. Dalam hal ini perlu kita camkan kata-kata indah berikut ini: “Hanya dengan manusia yang Baik, lingkungan hidup dapat berkembang ke arah optimal dan Hanya dengan lingkungan hidup yang Baik, manusia dapat berkembang secara maksimal”.
Ungkapan tadi menjelaskan betapa manusia dengan bumi tempat kita berada, saling membutuhkan, artinya manusia sebagai khalifah di bumi haruslah mampu menjaga bumi ini, barulah bumi bisa mendukung/ berlaku ramah kepada manusia. Untuk menjaga bumi sangatlah bijaksana kita mencamkan ungkapan berikut ini: “Bumi ini bukan warisan nenek moyang kita tetapi pinjaman dari anak cucu kita”.

Hadirin Hadirat Yang Berbahagia
Bukan rahasia lagi kalau kerusakan di bumi telah banyak terjadi seperti rusaknya kawasan hutan,dan jika kita berbicara lebih tranparan tentang upaya-upaya merehabilitasi hutan,maka boleh kita menyebutnya “Maju Selangkah,Mundur Tiga Langkah”.
Ungkapan itu, meski terdengar agak sinis tapi cukup sesuai untuk menggambarkan kondisi yang terjadi terhadap upaya perbaikan hutan. Dalam ungkapan lain, hutan yang berhasil di rehabilitasi Cuma sejengkal jari, sedangkan kerusakannya bisa sedepa lengan.
Mengutip kata wakil Presiden Republik Indonesia Bapak Jusuf Kalla, Beliau mengatakan bahwa menebang pohon di hutan hanya perlu 20 menit padahal upaya rehabilitasi membutuhkan waktu sedikitnya 20 tahun, jadi lebih mudah merusak dari pada menanam kembali hutan. Ungkapan Bapak wapres itu tiada lain untuk menggedor kesadaran moral masyarakat akan kondisi kerusakan  hutan yang sangat parah.

Hadirin Hadirat Yang Berbahagia
 Kita tentu pernah bahkan lazim mendengar berita banjir yang menggenang pemukiman penduduk atau mungkin merasakan sendiri kejadian tersebut. Belum pupus dari benak kita peristiwa banjir yang melanda kota Sumbawa di bulan Januari 2006, lalu banjir yang melanda kec. Empang dan juga Tarano serta banyak lagi kejadian banjir yang menimpa daerah-daerah lain yang dapat dijadikan sebagai contoh/ rujukan untuk kita sama-sama mengambil itibar/ pelajaran, apa sebab peristiwa itu terjadi. Ternyata tidak sulit mencari jawaban, semuanya terjadi karena hutan kita telah gundul.
Tadinya hutan yang dapat berfungsi sebagai paruh bumi, serta dapat menjadi penyangga air, karena kondisinya yang rusak dan gundul, maka tidak lagi dapat menopang kehidupan manusia secara layak. Dampak lain dari kerusakan hutan bukan hanya banjir tetapi juga bisa berakibat longsor di mana-mana, terutama di tanah miring.
Gundulnya hutan berdampak sangat negative terhadap kehidupan manusia, kayu-kayu besar yang dapat menjadi pengikat air di musim hujan, karena keadaannya yang sudah tandus berubah menjadi bala di musim hujan, sedangkan di musim kemarau berdampak pada keringnya air tanah.

Hadirin Hadirat Yang Berbahagia
Saya percaya bahwa kita semua hamba Allah yang baik, tentu tidak ingin bertindak melampaui batas, saya percaya juga  bahwa disini tidak ada penduduk yang merusak hutan setidak-tidaknya, semua kita berusaha mencegah terjadinya kerusakan hutan.
Saya ingin bertanya, sanggupkah saudara-saudara menjaga hutan dan tidak merusaknya?  (menunggu jawaban). Saya sangat yakin semua menjawab sanggup dan itu sangat perlu karena manfaatnya akan kembali kepada kita juga. Menjaga hutan sama artinya dengan kita memelihara amanah Allah sekaligus mensyukuri nikmatnya, merusaknya sama artinya kita mengingkari kehendaknya. Allah berfirman dalam surat Ibrahim ayat 7:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

Hadirin Hadirat Yang Berbahagia
Dari apa yang kami sampaikan sejak awal, dapat ditarik kesimpulan yakni bahwa upaya melestarikan hutan, menjaga bumi merupakan amanah Allah, dan itu sama artinya dengan salah satu upaya menjunjung tinggi harkat kemanusiaan.
Demikian yang dapat kami sampaikan, Hada Nallah Waiyakum Ajmain, Was. War. Wab.
  

HUTAN KOTA SEBAGAI UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN TERPADU MENURUT AJARAN ISLAM

Hutan Kota Sebagai Upaya Pengelolaan Lingkungan Terpadu Menurut  Ajaran Islam
Oleh: *Arya Arismaya Metananda

Pendahuluan
Proses kerusakan lingkungan telah menjadi persoalan global yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia dimanapun berada. Lingkungan bersih yang tak tercemar (pristine) menjadi barang langka yang sangat sulit bahkan hampir tak mungkin didapatkan. Hampir semua tempat tidak akan luput dari “masukan” bahan pencemar baik melalui udara (misalnya: asap, hujan asam, ataupun pencemaran suara ataupun bau) maupun daratan (misalnya: transportasi, aliran sungai, dan lain-lain). Proses kerusakan tersebut bahkan terus merambah lingkungan yang dianggap tak mungkin tercemari seperti lautan lepas.
Kerusakan lingkungan seharusnya tidak hanya dipandang dari segi kepentingan manusia semata, namun difokuskan pada menurunnya kualitas dan daya dukung bagi hewan, tumbuhan, ataupun mikroba yang pada akhirnya mempengaruhi kehidupan manusia. Sebagai contoh, kerusakan hutan tropis akibat penebangan hutan baik secara resmi maupun ilegal, tidak secara langsung mempengaruhi kehidupan masyarakat banyak. Namun dampak kerusakan tersebut akan dirasakan masyarakat dikemudian hari, misalnya punahnya hewan, tumbuhan, ataupun mikroba yang dibutuhkan sebagai bahan makanan atau obatan-obatan. Selain itu, kerusakan hutan tersebut akan berpengaruh pada perubahan iklim secara lokal maupun global, termasuk peningkatan konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) di udara akibat berkurangnya jumlah tumbuhan yang mampu menyerap gas tersebut. Akibat lanjut dari berlebihnya gas karbon dioksida adalah pemanasan global (global warming) yang diperkirakan akan menimbulkan dampak yang sangat luas seperti perubahan cuaca, banjir di sekitar pantai, hujan asam, perubahan pola penyebaran hewan dan tumbuhan, dan lain-lain. Oleh karenanya diperlukan suatu upaya dalam mengatasi permasalahan di atas. Salah satunya adalah melalui pembangunan hutan kota. Bagaimana perspektif islam memandang pentingnya pengelolaan lingkungan, yang salah satunya dapat dilakungan melalui pembangunan hutan kota.

 Hutan kota sebagai upaya Pengelolaan lingkungan secara terpadu
Pembangunan hutan kota dalam upaya pengelolaan lingkungan, dalam perpektif islam, merupakan wujud ibadah dan amanah manusia sebagai khalifah di muka bumi (al-baqarah:30) untuk menjaga lingkungannya. Secara tersirat sang khalik telah mengamanahkan bumi ini kepada manusia untuk menjaganya, memeliharanya yang berujung pada pembuktian amal sholeh (ibadah) kepada-Nya. Dalam beberapa buku tafsir menyebutkan alam semesta ini merupakan rizki, ada pula yang menyebutnya sebagai ujian. Dalam konteks sebagai ujian maka manusia dituntut untuk memeliharanya dengan baik dan benar. Bilamana tidak maka musibah dan bencanalah yang akan diterima.
Banyak contoh nyata saat ini yang dapat kita lihat, mulai dari banjir yang melanda hampir disetiap daerah, adanya pulau yang mulai hilang akibat meningkatnya permukaan air laut akibat es yang mencair didaerah kutub, sampai dengan isu sentral saat ini yakni pemanasan global.  Semua itu tanda bahwa azab sang Maha Kuasa telah datang, akibat perbuatan manusia yang semaunya memperlukanan alam khususnya lingkungannya.
Sebagai upaya menjaga kelestarian alam dan lingkungan sekitar, hutan kota menjadi salah satu solusinya. Dalam  sunnah rasul pun manusia diminta untuk sering menanam karena tanaman tersebut merupakan ladang ibadah yang mereka pun terus bertasbih pada sang khalik. Hutan kota pun menjadi solusi atau penjabaran nyata upaya manusia memelihara lingkungan seperti yang disebutkan dalam beberapa ayat dalam al-qur`an (sudah disebut di atas).
Pembangunan hutan kota sebagai upaya pengelolaan lingkungan yang terpadu dibutuhkan peran dari berbagai pihak seperti pemerintah, media massa, pendidik, tokoh-tokoh masyarakat, dan masyarakat umum. Beberapa aspek yang dapat dilakukan oleh Islam dalam membangun pondasi pemahaman pentingnya pembangunan hutan kota sebagai upaya pengelolaan lingkungan yang terpadu adalah:

1.    Pendidikan Lingkungan
Pendidikan lingkungan yang diajarkan secara Islami merupakan sarana penting bagi muslim untuk mengenal dan menyadari lingkungan hidup mereka secara baik dan benar sehingga mampu berperan secara sadar dan aktif dalam pengelolaan dan pembinaan lingkungan. Sebagai mayoritas penduduk Indonesia, muslim mempunyai kewajiban dan peran yang sangat besar dalam pengelolaan lingkungan tersebut. Dibutuhkan pengetahuan dan kesadaran yang mendalam bahwa Islam sangat memperhatikan lingkungan dan kesehatan. Hal ini membutuhkan peran pendidik, ulama, dan tokoh masyarakat untuk menanamkan pengetahuan dan kesadaran tersebut kepada masyarakat.
Kesadaran bahwa alam semesta adalah milik Allah SWT merupakan langkah dasar dalam memahami kedudukan manusia di alam ini. Dalam beberapa ayat Alqur’an Allah SWT menjelaskan bahwa Allah SWT menciptakan alam semesta beserta isinya dengan pertimbangan yang matang, seimbang, dan setiap ciptaanNya tersebut mempunyai manfaat dan fungsi (surat 6 ayat 38, surat 16 ayat 66 s/d 69, surat 25 ayat 2, surat 54 ayat 49, surat 80 ayat 24 s/d 32).
Selanjutnya, Allah SWT juga menyatakan bahwa manusia adalah ciptaaanNya yang unik dan menjadikannya sebagai khalifah di bumi (surat 6 ayat 165, surat 7 ayat 69 dan 129, surat 10 ayat 14, surat 24 ayat 55, surat 38 ayat 26). Dalam ajaran Islam, khalifah lebih bersifat sebagai pengelola atau manajer di bumi ini sedangkan Allah SWT adalah pemilik mutlak dari bumi dan segala isinya. Allah SWT memberikan hak kepada manusia untuk mengambil manfaat dari bumi dan isinya namun Allah SWT juga memberi kewajiban pada manusia untuk menjaga bumi dan isinya. Hal ini sesuai benar dengan upaya pembanguna hutan kota sebagi wujud pengelolaan lingkungan. Keberdaan hutan kota diharap bisa menjadi solusi permasalahn lingkungan saat ini seperti pemanasan global, juga permasalahn lainnya terkait dengan lingkungan.
Pada masyarakat pedesaan yang sebagian besar bersifat primordial, peran ulama dan tokoh masyarakat dalam mensukseskan program pengelolaan lingkungan sangatlah besar. Masyarakat pedesaan umumnya pasif dan mencontoh perbuatan yang dilakukan oleh ulama atau pemimpin mereka. Untuk itu sudah sewajarnya apabila ulama, pemimpin, ataupun calon ulama dan pemimpin masyarakat membekali diri dengan pengetahuan yang memadai mengenai pengelolaan lingkungan dan kesehatan. Pada masyarakat perkotaan yang umumnya lebih individualistis, intelektual muslim diharapkan menjadi contoh yang baik dalam menjaga dan mengelola lingkungan, karena dengan pengetahuan yang dimilikinya seharusnya dia mampu menyelaraskan dan memadukan perintah agama dengan perannya sebagai bagian dari penebar kasih bagi semesta alam.

2. Media Massa Islam
Media massa Islami harus diisi dengan pendidikan lingkungan, terutama untuk anak-anak dan generasi muda sehingga mereka menyadari hubungan agama dengan lingkungan dan arti penting hubungan tersebut demi kesejahteraan dan kesehatan manusia dan lingkungan. Untuk kalangan dewasa, media massa perlu juga menyisipkan pendidikan mengenai bahaya kesehatan yang ditimbulkan akibat kerusakan lingkungan dan juga pengetahuan mengenai pembangunan hutan kota dalam pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) yang memang sesuai dengan nafas Islam.

3. Kebijakan Dan Penegakan Hukum Lingkungan Secara Islami
Agama Islam menegaskan bahwa setiap individu akan dimintai pertanggung jawaban pada hari pembalasan atas segala prilakunya di muka bumi, termasuk didalamnya adalah bagaimana individu tersebut berbuat terhadap alam, lingkungan, dan makhluk hidup lainnya. Contoh mengenai pertanggung jawaban tersebut misalnya kisah mengenai seorang wanita yang dimasukkan ke dalam neraka akibat melalaikan tugasnya memberi makan pada kucing perliharaannya dan kisah mengenai seorang laki-laki yang dimasukkan ke surga karena budi baiknya memberi minum pada anjing liar yang sedang kehausan. Dari contoh tersebut jelas bahwa setiap individu muslim berkewajiban untuk berlaku baik terhadap sesama makhluk hidup. Kewajiban tersebut dapat dimanifestasikan dengan jalan menjaga dan merawat lingkungan. Salah satunya melalui pembangunan hutan kota yang secara ekologi berperan dalam mendukung kehidupan semua makhluk hidup.
Islam sama sekali tidak melarang pemanfaatan lingkungan demi kesejahteraan manusia, namun Islam mewajibkan bahwa dalam pemanfaatan tersebut harus dihindari pemanfaatan yang berlebihan sehingga dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan dan membahayakan makhluk hidup yang lain termasuk manusia sendiri. Islam menyarankan untuk melakukan pemanfaatan yang berkelanjutan (sustainable utilization) yang pada akhirnya akan mampu memberikan kesejahteraan yang merata dan berkelanjutan bagi manusia dan mahkluk hidup lainnya.
Dalam hukum Islam juga ada perintah untuk menjaga dan membantu lingkungan sekitar dengan memberikan sedekah, misalnya dengan memberikan wakaf untuk sebesar-besarnya digunakan bagi masyarakat sekitar. Selama ini kebanyakan wakaf yang dilakukan adalah dengan mendirikan tempat-tempat ibadah dan sarana pendidikan. Mungkin tidaklah berlebihan apabila wakaf tersebut juga dapat diberikan berupa hutan kota yang sangat berguna bagi masyarakat sekitar baik muslim ataupun non muslim. Selain itu, bentuk hibah tersebut juga akan mampu menambah kesegaran dan kesehatan lingkungan ditambah lagi membantu hewan-hewan liar seperti burung-burung dan hewan-hewan kecil lainnya menemukan habitat hidup mereka. Bentuk hibah seperti ini sangatlah cocok bagi lingkungan perkotaan yang semakin mengalami penurunan kualitas lingkungan dan kesehatannya akibat berkurangnya hutan penyanggah (buffer zone) di daerah perkotaan tersebut.

Penutup
Sebagai agama yang rahmatan lil alamin, Islam meletakkan pemanfaatan dan pengelolaan lingkungan sebagai bagian integral dari proses ibadah yang dijalankan oleh penganutnya. Kewajiban setiap muslim dalam menjaga lingkungan yang baik telah termaktub di dalam Alqur’an dan juga diberikan contohnya dalam beberapa hadis nabi, termasuk ganjaran atau hukuman bagi yang tidak mengindahkan kewajiban tersebut. Usaha yang terus menerus masih harus dilakukan guna menyadarkan mereka sehingga pengelolaan lingkungan yang baik dan terpadu menjadi bagian dari hidup mereka. Selain itu, dengan menyadari hukuman berat yang Allah SWT akan berikan pada mereka apabila melakukan kerusakan, akan menjauhkan mereka dari perbuatan yang merusak tersebut.

Literatur:
1. Al-Gain, A. 1993. Environmental Protection in Islam. IUCN, Jeddah, Saudi Arabia.
2. Bakri, O. 1984. Tafsir Rahmat. Cetakan ke-3. Mutiara, Jakarta.
3. Sofyan, A., Shaw, J.R., Birge, J.W. 2006. Metal trophic transfer from algae to cladocerans and the relative importance of dietary metal exposure. Environmental Toxicology and Chemistry, 25 (4): 1034-1041.


HUTAN KOTA SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN DAN HIBURAN

HUTAN KOTA SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN DAN HIBURAN
Oleh: *Arya Arismaya Metananda


Pendahuluan
Fenomena yang terjadi akhir-akhir ini banyak sekali kota yang masih belum memiliki hutan kota. Ada juga kota yang sudah memiliki hutan kota tapi belum bisa merawat dan melestarikannya. Banyak sekali orang-orang yang melupakan hutan kota. Bahkan ada juga kota yang tidak bisa memanfaatkan hutan kotanya dengan baik, bahkan sebaliknya menggunakan hutan kota tidak sebagaimana semestinya seperti membuang sampah sembarangan di hutan kota, merusak fasilitas yang ada di sana, dan lain-lain.
Ada beberapa contoh dari perusakan hutan kota akibat dari ketidakpedulian masyarakat kota terhadap kelestarian hutan kota yaitu di hutan kota dan taman yang dibuat pemerintah kota banyak yang dirusak warga. Mulai dari pagarnya yang dibobol,, lampu-lampu hias taman banyak yang dijarah dan masih banyak lagi fakta lainnya.
Kondisi ini sangat memprihatinkan, fakta yang terjadi pada hutan kota di Indonesia. Padahal landasan kasar pembangunan hutan kota sebagai penyeimbang agar kota ini tidak gersang. Masyarakat kota membutuhkan ruang terbuka hijau karena kota merupakan pusat aktivitas dimana pencemaran banyak terjadi disana. Lalu selain dari fungsi estetika, bagaimana hutan kota yang dibangun dapat lebih diarahkan sebagai sarana pendidikan, meningkatkan kecerdasan bangsa juga sebagai sarana hiburan. Seperti kata pepatah belajar sambil bermain.

Fungsi Hutan Kota Sebagai Sarana Pendidikan Dan Hiburan
Fungsi hutan kota sebagai sarana pendidikan, berperan dalam mengembangkan kecerdasan para pelajar. Kita dapat memanfaatkan hutan kota sebagai sarana penelitian tentang tumbuh-tumbuhan serta aneka satwa sekaligus memperkenalkan beragam jenis tumbuhan dan satwa kepada para pelajar. Di samping itu kita bisa membangun perpustakaan umum gratis di dalam hutan kota untuk memperdalam wawasan/pengetahuan pengunjung tentang hutan serta laboratorium perkembangbiakan tanaman dan hewan sehingga para pelajar dapat melakukan percobaan/penelitian tentang perawatan tanaman dan satwa sehingga mereka dapat mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk anak-anak dapat dibangun taman bermain guna melatih kecerdasan kinestetik anak. Selain itu, dapat diberi fasilitas-fasilitas outbond yang kini banyak digandrungi oleh pelajar untuk melatih softkill yang mereka miliki seperti team work, team building, manajemen organisasi, leadership, penghilang stress  dan masih banyak lagi.
Fasilitas-fasilitas tersebut misalnya kolam air yang di atasnya ada bambu panjang yang akan digunakan untuk menyeberangi kolam untuk melatih keseimbangan dan konsentrasi, tali yang berada di antara pohon yang digunakan untuk meniti tali atau untuk flying fox guna melatih keberanian dan kepercayaan diri, disusun balok-balok kayu yang pendek, yang atasnya diberi tali untuk melakukan gerakan merayap berguna melatih kehati-hatian dan kesabaran dalam bertindak, lahan kosong untuk berbagai permainan outbond, dan lain-lain.
Banyak sekali sekolah-sekolah maupun universitas yang memerlukan fasilitas outbond seperti ini untuk latihan dasar kepemimpinan, outbond motivasi dan kerjasama, ospek mahasiswa, bahkan digunakan outbond oleh para pegawai perkantoran/perusahaan untuk meningkatkan kinerja para pegawainya. Dengan adanya fasilitas outbond yang ada dalam kota mereka tidak perlu susah-susah mencari tempat outbond di luar kota yang memerlukan biaya yang cukup banyak, cukup di dalam kota dengan biaya yang cukup rendah bahkan bisa digratiskan tergantung kebijakan masing-masing pemerintah kota.
Hutan kota pun dapat dikunjungi oleh semua orang. Dengan demikian sarana pendidikan yang ada di hutan kota dapat dioptimalkan dengan sebaik-baiknya. Sehingga kecerdasan pelajar baik mental maupun fisik dapat dikembangkan dengan sempurna. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Dr. Gardner, profesor bidang pendidikan di Universitas Harvard, tentang 8 jenis kecerdasan yaitu:
1. Kecerdasan Verbal - Linguistik
Kemampuan menggunakan perkataan secara berkesan sama, secara lisan atau tulisan, termasuk gaya bahasa dan pengucapan dengan baik dan sempurna. Contoh aktifitas: perbahasaan, perbendaharaan kata, ucapan formal, penulisan kreatif, bacaan, jurnal, diary, puisi, jenakaan bercerita.
2. Kecerdasan Logik - Matematik
Kebolehan menggunakan nomor, mengenal pasti pola abstrak, perkaitan, sebab dan akibat (logik). Melibatkan pemikiran ilmiah, termasuk pemikiran secara heuristik, induktif dan deduktif, membuat inferens, mengkategori, generalisasi, perhitungan dan pengujian hipotesis. Contoh aktifitas: penggunaan simbol, rumus, urutan nomor, pola abstrak, perkaitan sebab dan akibat (logik), penyelesaian masalah, pengurusan grafik dan pengiraan.
3. Kecerdasan Fisikal - Kinestetik
Berkaitan dengan pergerakan dan kemahiran fisikal seperti koordinasi, keseimbangan dan kelenturan badan. Menggunakan anggota badan untuk mengungkapkan idea dan perasaan. Contoh aktifitas: tarian kreatif, drama, main peranan, aktifitas jasmani, latihan fisikal, dan seni pertahanan diri.
4. Kecerdasan Visual - Spasial
Kebolehan mencipta gambaran mental dan mengamati dunia visual. Berkepekaan terhadap warna, garis dan ruang. Berkebolehan menvisual secara spatial dan mengorientasi diri dalam matriks ruang. Contoh aktifitas: melukis, mengecat, skema warna, garis dan ruang, mencipta gambaran mental, imaginasi aktif, peta, menvisual secara spasial dan mengorientasi diri dalam matriks ruang.
5. Kecerdasan Musikal - Ritme
Kemampuan untuk menggemari, mendiskriminasi dan mengungkapkan perasaan melalui musik. Kecenderungan ini termasuk kepekaan terhadap ritme, melodi atau kelangsingan suatu hasil musik. Contoh aktifitas: persembahan musik, bunyi vokal, bunyi instrumental, nyanyian dan drama lagu.
6. Kecerdasan Intrapersonal
Berpengetahuan sendiri dan berkebolehan untuk menilai diri sendiri. Mempunyai gambaran yang tepat tentang diri sendiri, kesadaran terhadap mood, kehendak, motivasi, kemarahan, dorongan dan kemampuan untuk mendisiplinkan diri dan jati diri. Contoh aktifitas: teknik metakognisi, strategi pemikiran, proses emosi, praktik mind fullness, perilaku tahap tinggi, disiplin diri, dan amalan pemusatan.
7. Kecerdasan Interpersonal
Kemampuan untuk mendiskriminasi antara pelbagai petanda interpersonal dan kebolehan untuk berkomunikasi dengan berkesan secara pragmatik terhadap petanda tersebut. Contoh aktifitas: komunikasi antara individu, latihan empati, latihan kolaboratif, strategi pembelajaran kooperatif dan bekerja sama
8. Kecerdasan Naturalis
      Mengenali, menyusun dan mengkategorikan berbagai jenis flora dan fauna.

Oleh karena itu, dengan adanya sarana pendidikan seperti itu, secara tidak langsung kita membantu pendidikan di dalam kota dengan meningkatkan delapan kecerdasan yang dimiliki oleh setiap pelajar. Dan hutan kota dapat dijadikan sebagai wisata pembelajaran (study tour) oleh sekolah-sekolah maupun universitas dalam kota untuk mengembangkan kemampuan pembelajaran anak didiknya. Sekaligus dengan adanya fasilitas semacam ini dapat menghemat keuangan lembaga pendidikan dalam mengadakan study tour untuk para pelajarnya.

Literatur
Gardner, H. 2006. Five Minds for the Future. Boston, MA.: Harvard Business School, Press.

PERANAN GENERASI MUDA DALAM SOSIALISASI PEMBANGUNAN HUTAN KOTA

PERANAN GENERASI MUDA DALAM SOSIALISASI
PEMBANGUNAN HUTAN KOTA
Oleh: *Arya Arismaya Metananda

Pemuda merupakan generasi penyokong bangsa. Pemuda juga merupakan pengganti generasi tua yang sudah ada dan kini berperan aktif dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu keberadaan pemuda sangatlah diharapkan perannya di Negara Indonesia ini. Begitu banyak gerakan yang merupakan gerakan 20 tahunan terjadi di negeri ini yang dipelopori oleh para pemuda. Mulai dari Budi Utomo (1908), Sumpah Pemuda (1928), Perang Kemerdekaan (1945), Orde Baru (1966), dan yang terakhir adalah gerakan Reformasi (1998). Namun apakah semua itu hanya merupakan acara 20 tahunan yang tidak memberikan efek berarti bagi bangsa Indonesia bahkan menjadikan Indonesia kian terpuruk. Mungkin sudah saatnya bagi kita generasi muda untuk memikirkan peranan nyata kita yang berkelanjutan, tidak insidental seperti di atas dan dilupakan begitu saja.
Di zaman yang serba canggih dan maju ini globalisasi sangat cepat berkembang. Kita pun sebagai generasi muda terkena dampak dari globalisasi ini. Dampak multidimensional tersebut juga menggerus pada persoalan lingkungan. Sebagai hot issu saat ini generasi muda harusnya bisa mengambil peran dalam mengatasi persoalan lingkungan tersebut. Salah satu gerakan yang dapat dilakukan adalah sosialisasi pembangunan hutan kota. Gerakan ini, menjadi langkah awal dalam upaya kita, khususnya generasi muda mengatasi persoalan lingkungan saat ini. Paradigma hutan kota saat ini perlu disebarluaskan dengan pemahaman yang benar mengingat hutan dan kota merupakan hal yang jauh berbeda.
Hutan  dan  kota,  adalah dua kutub  isu  yang  selalu  menggelitik di dalam fenomena pembangunan dewasa  ini, karena hutan mempunyai ekspresi  ke arah  konservasi, sedangkan kota ekspresinya berupa ekspansi. Keduanya ternyata  merentangkan benang merah dalam  pembangunan yang berkesinambungan, antara jawaban atas tuntutan dan tantangan ruang dan waktu yang dihadapi.
Agar makna dan tujuan pengembangan hutan kota memiliki persepsi positif di kalangan masyarakat, baik di kota metropolitan seperti Jakarta maupun kota-kota lainnya, embanan tugas bagi para pemberdaya masyarakat dalam lingkungan khususnya generasi muda, juga dituntut untuk menyampaikan kepada masyarakat secara langsung baik dalam bentuk sosialisasi maupun penyuluhan.
            Setidaknya ada tiga pihak terkait dalam kaitannya pembangunan hutan kota. Ketiganya tersebut memiliki peranan masing-masing, termasuk mensosialisasikan pembangunan hutan kota oleh generasi muda bangsa. Tiga pihak tersebut adalah, pihak pertama, Institusi yang memiliki embanan tugas untuk melaksanakan pembangunan hutan kota yaitu Dinas Teknis yang menangani kehutanan dan lingkungan. Kedua adalah pihak-pihak (institusi) yang peduli dan ikut membangun hutan kota di lingkungannya baik pemerintah maupun swasta. Ketiga adalah pihak-pihak perorangan, dan atau profesi, serta Lembaga Swadaya Masyarakat yang dimotori oleh para generasi muda bangsa, Kelompok Pemuda/Pelajar, Pramuka dan lainnya yang peduli terhadap kehadiran pembangunan kawasan hijau khususnya hutan kota.
Keikutsertaan ketiga pihak berkepentingan tersebut, selain memiliki keinginan luhur untuk mewujudkan pembangunan kawasan hijau dalam bentuk hutan kota, juga ingin berkomunikasi, maupun berkoordinasi dalam hal informasi yang erat kaitannya dengan (a) perkembangan pembangunan hutan kota, (b) manfaat hutan kota, (c) sejauh mana pihak-pihak terkait lain ikut berpartisipasi, dan (d) hasil-hasil kajian atau riset atas peranan fungsi hutan kota sebagai salah satu bentuk pengendalian lingkungan fisik kritis perkotaan. Bahkan lebih menarik untuk diungkap, atas keinginan luhur para stakeholder untuk mensosialisasikan hutan kota kepada masyarakat secara luas,.
Berbagai bentuk informasi dimaksud, meliputi paparan visual melihat dari dekat hasil-hasil pembangunan hutan kota, maupun dalam bentuk penyuluhan atas jasa-jasa kehadiran pembangunan hutan di wilayah perkotaan. Karena dengan demikian masyarakat menjadi tahu dan dapat menerima keberadaan hutan kota sebagai solusi permaslahan lingkungan saat ini.
Aspek strategis pembangunan hutan kota, secara konseptual memberikan pengertian atas aspek konservasi dan rehabilitasi lahan. Konservasi memberikan pengertian atas upaya penyelamatan, pelestarian, dan pemanfaatan optimal secara terkendali dan berkelanjutan, atas dasar peranan fungsi jasa bioekohidrologis pepohonan hutan kota. Rehabilitasi lahan, merupakan upaya pemulihan lahan, melalui peningkatan dan atau perbaikan mutu peranan fungsi jasa hutan kota, agar terciptanya keseimbangan yang berarti dalam mengatasi fenomena lingkungan fisik kritis perkotaan.
Membangun kawasan hutan kota, memiliki pengertian mendayagunakan sumberdaya lahan (tapak) menjadi lebih potensial atas jasa-jasanya, bahkan manfaat sesuai dengan peranan dan fungsinya. Berdasarkan kaidah-kaidah konservasi, pengembangan jenis sesuai kondisi tapaknya, merupakan cara-cara yang harus ditempuh, karena keberhasilan pembangunan hutan kota, sangat ditentukan oleh strategi dan aplikasi pelaksanaannya, termasuk pemrakarsa dana oleh para stakeholder.
Mencermati atas pentingnya peranan fungsi jasa bioekohidrologis pepohonan, memiliki kemampuan sebagai pengendali lingkungan fisik kritris perkotaan, penopang keindahan kota, tampaknya penyuluhan arti pentingnya peranan fungsi hutan kota, menjadi strategis kedudukannya dalam kancah keseimbangan pembangunan berwawasan lingkungan hidup, khususnya di wilayah perkotaan. Langkah ini juga merupakan langkah nyata peran generasi muda dalam mensosialisasikan pembangunan hutan kota khususnya di Indonesia.
Keaktifan generasi muda dalam kegiatan yang bernuasa lingkungan juga bentuk contoh tidak langsung yang dapat diikuti oleh masyarakat luas, kaitannya dalam pembangunan hutan kota. Beberapa lainnya yang dapat dilakukan generasi muda dalam upaya mensosialisasikan pembangunan hutan kota ialah:
1.      Berperan dalam kegitan seni (drama, lukis, menyanyi, nari dan lain-lain) yang secara tidak langsung dapat menjadi media sosialisasi pembangunan hutan kota.
2.      Turut aktif terlibat dalam penyuluhan peranan dan fungsi hutan kota dalam upaya mengarahkan pemahaman masyarakat sehingga menerima keberadaan hutan kota 
3.      Tidak bertindak yang berdampak pada menurunnya kualitas lingkungan
4.      Bertindak ramah lingkungan serta turut serta dalam pembangunan hutan bersama setiap stakeholder terkait

Literatur
Dahlan, E., 1992. Ekologi Kota: Masalah Pembangunan, Menurunnya Kualitas Lingkungan dan Hutan Kota. Fakultas Kehutanan IPB.
Hunter, JR, Maclcolm, 1995. Fundamental of Conservation Biology. Department of Wildlife Ecology University of Marine USA.
Kadri Wartono, 1980. Konservasi Sumberdaya Hutan. Direktorat Jenderal Kehutanan, Departemen Pertanian. Makalah Utama Seminar Pengusahaan Hutan di Indonesia.