POTRET HUTAN KITA
PULIH SEJENGKAL RUSAK
SEDEPA
Oleh: Arya Arismaya Metananda
Ass. War. Wab.
ALHAMDULILLAH
HIRAB BIL A`LAMIN. WASSALAM TUWAASSALAM ALA
ASRAFIL AMBIA IWAL MUR SALIN. SYA`YIDINA
MUHAMMADDIN WAALA ALIHI WASAHBIHI AJMAIN. AMMA BAQDU.
Apa kabar semuanya?
Alhamdulillah kita bersyukur kepada Allah SWT, Tuhan
Yang Maha Pengasih Penyayang karena dapat bertemu pada moment ini dalam suasana
hati gembira, penuh semangat, penuh perhatian.
Mengapa saya berani berkata seperti ini, tiada lain
karena saya menyaksikan raut-raut wajah gembira bahagia saudara-saudara saya di
sana, terkesan
sangat bersemangat dalam mendukung acara ini.
Hadirin Hadirat Yang Berbahagia
Tentu Patrisipasi kita dalam kegiatan ini, sangat
bermanfaat bagi semua karena kita bisa memperoleh banyak informasi atau ilmu
untuk bekal hidup dan kehidupan kita di dunia dan di akhirat.
Salah satu informasi berguna yang kami maksudkan
berkolerasi dengan tema yang kami pilih: “Menjunjung
tinggi harkat kemanusiaan “.
Lalu dari tema ini kami mencoba membuat sub tema: “Pemanasan global mengancam kehidupan manusia”.
Selanjutnya pembahasan materi akan mengerucut atau lebih di fokuskan
pada upaya-upaya memulihkan hutan kita yang sudah rusak. Maka menyorot atau
menyoal tentang kondisi hutan kita sekarang ini, kami akan membedahnya lebih
dalam dengan tajuk “Potret hutan kita, pulih sejengkal rusak sedepa”.
Hadirin Hadirat Yang Berbahagia
Kita semua sebagai khalifah di muka bumi ini diserahi
tanggung jawab yang besar berupa amanah untuk menjaga dan mengurus bumi. Allah
juga mengamanahkan agar masing-masing individu untuk mengajak individu lainnya
membangun kebajikan serta mencegah kemungkaran.
Allah menandaskannya dalam Al-qur`an Surat Al-Imran ayat 104 sbb:
وَلْتَكُنْ
مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ
وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan
umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah
dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.
Hadirin Hadirat Yang Berbahagia
Dari ayat tadi kami dapat memperjelas bahwa
maksud ma`ruf adalah segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah;
sedangkan munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.
Selanjutnya
sebagai pengemban amanah di muka bumi, kita semua seharusnya bersyukur karena
kita lahir dan dibesarkan di bumi Indonesia yang subur, indah, kaya akan
potensi alam, serta potensi hutan yang terbentang luas dari Sabang sampai
Meroke. Namun sebagai bagian integral dari penduduk dunia ( makhluk bumi ),
tentu kita harus mempunyai peran nyata dalam membangun kehidupan di bumi
menyangkut kepentingan hidup manusia secara keseluruhan.
Isu sentral
sekarang ini menyangkut pemanasan global yang mengancam kehidupan manusia karena
efek pembangunan rumah-rumah kaca di kota-kota besar di seluruh dunia serta
juga makin menipisnya lapisan ozon. Untuk diketahui lapisan ozon itu sangat
berguna sebagai pelapis/ penangkal efek negatif dari sinar ultra violet yang
dapat menyebabkan kanker kulit atau efek negatif lainnya. Kita mungkin telah
melihat di televisi yang memberitakan lubang lapisan ozon semakin membesar,
juga berita yang menyebutkan bahwa es di daerah kutub banyak mencair yang
mengakibatkan meningginya permukaan air
laut. Gejala bahwa bumi makin panas sangat terasa ditambah lagi rendahnya curah
hujan menambah kelengkapan dan penderitaan kita terutama para Petani yang
senantiasa mengharapkan turunya hujan untuk mengairi sawah mereka.
Hadirin Hadirat Yang Berbahagia
Allah menyiapkan bumi ini untuk kehidupan, dan kita
boleh mencari rezeki/ makan dari apa-apa yang ada di atasnya. Ditandaskan
sesuai firman-Nya dalam surat
Al-Isra ayat 70 sbb:
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ
وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ
وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلا
Artinya: Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan
anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka
rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang
Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan.
Hadirin Sekalian
Ayat tadi menjelaskan betapa manusia dipilih oleh Allah
untuk menjadi penguasa di bumi sekaligus memudahkannya memperoleh penghidupan
baik di daratan maupun di lautan.
Lalu Allah juga menjelaskan sesuai firma-Nya dalam surat At-Tin ayat 4 sbb:
لَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
Artinya: Sesungguhnya
kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .
Nah
saudara-saudara dengan kelebihan dan kemuliaan yang diberikan ini, sudah
sepantasnya kita menjaga keseimbangan alam titipan Tuhan, untuk menjamin
penghidupan sesuai kodrat/ garis tuntunan Tuhan. Tetapi sayangnya banyak
diantara kita yang melampaui batas/
bertingkah laku menyimpang dari ketentuan Allah., akibatnya kita banyak
menerima bala/ hukuman atas perbuatan kita sendiri.
Hadirin Hadirat Yang Berbahagia
Bumi ini yang di dalamnya ada hutan, tanah, air, serta
udara, merupakan alam lingkungan hidup yang sangat pital, semuanya merupakan
komponen yang saling berpengaruh satu sama lain. Karena fungsinya yang pital,
maka wajib kita jaga keberadaannya.
Perlu dipahami bahwa ada interaksi atau hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya, dan hubungan itu bisa berkolerasi
positif atau sebaliknya. Dalam hal ini perlu kita camkan kata-kata indah berikut
ini: “Hanya dengan manusia yang Baik,
lingkungan hidup dapat berkembang ke arah optimal dan Hanya dengan lingkungan
hidup yang Baik, manusia dapat berkembang secara maksimal”.
Ungkapan tadi menjelaskan betapa manusia dengan bumi tempat kita
berada, saling membutuhkan, artinya manusia sebagai khalifah di bumi haruslah
mampu menjaga bumi ini, barulah bumi bisa mendukung/ berlaku ramah kepada
manusia. Untuk menjaga bumi sangatlah bijaksana kita mencamkan ungkapan berikut
ini: “Bumi ini bukan warisan nenek moyang kita tetapi pinjaman dari anak cucu kita”.
Hadirin Hadirat Yang Berbahagia
Bukan rahasia lagi kalau kerusakan di bumi telah banyak
terjadi seperti rusaknya kawasan hutan,dan jika kita berbicara lebih tranparan
tentang upaya-upaya merehabilitasi hutan,maka boleh kita menyebutnya “Maju Selangkah,Mundur Tiga Langkah”.
Ungkapan itu, meski terdengar agak sinis tapi cukup
sesuai untuk menggambarkan kondisi yang terjadi terhadap upaya perbaikan hutan.
Dalam ungkapan lain, hutan yang berhasil di rehabilitasi Cuma sejengkal jari,
sedangkan kerusakannya bisa sedepa lengan.
Mengutip kata wakil Presiden Republik Indonesia Bapak
Jusuf Kalla, Beliau mengatakan bahwa menebang pohon di hutan hanya perlu 20
menit padahal upaya rehabilitasi membutuhkan waktu sedikitnya 20 tahun, jadi
lebih mudah merusak dari pada menanam kembali hutan. Ungkapan Bapak wapres itu
tiada lain untuk menggedor kesadaran moral masyarakat akan kondisi
kerusakan hutan yang sangat parah.
Hadirin Hadirat Yang Berbahagia
Kita tentu pernah
bahkan lazim mendengar berita banjir yang menggenang pemukiman penduduk atau
mungkin merasakan sendiri kejadian tersebut. Belum pupus dari benak kita
peristiwa banjir yang melanda kota Sumbawa di bulan Januari 2006, lalu banjir yang melanda
kec. Empang dan juga Tarano serta banyak lagi kejadian banjir yang menimpa daerah-daerah
lain yang dapat dijadikan sebagai contoh/ rujukan untuk kita sama-sama mengambil
itibar/ pelajaran, apa sebab peristiwa itu terjadi. Ternyata tidak sulit
mencari jawaban, semuanya terjadi karena hutan kita telah gundul.
Tadinya hutan yang dapat berfungsi sebagai paruh bumi,
serta dapat menjadi penyangga air, karena kondisinya yang rusak dan gundul,
maka tidak lagi dapat menopang kehidupan manusia secara layak. Dampak lain dari
kerusakan hutan bukan hanya banjir tetapi juga bisa berakibat longsor di
mana-mana, terutama di tanah miring.
Gundulnya hutan berdampak sangat negative terhadap
kehidupan manusia, kayu-kayu besar yang dapat menjadi pengikat air di musim
hujan, karena keadaannya yang sudah tandus berubah menjadi bala di musim hujan,
sedangkan di musim kemarau berdampak pada keringnya air tanah.
Hadirin Hadirat Yang Berbahagia
Saya percaya
bahwa kita semua hamba Allah yang baik, tentu tidak ingin bertindak melampaui
batas, saya percaya juga bahwa disini
tidak ada penduduk yang merusak hutan setidak-tidaknya, semua kita berusaha
mencegah terjadinya kerusakan hutan.
Saya ingin
bertanya, sanggupkah saudara-saudara menjaga hutan dan tidak merusaknya? (menunggu jawaban). Saya sangat yakin semua
menjawab sanggup dan itu sangat perlu karena manfaatnya akan kembali kepada
kita juga. Menjaga hutan sama artinya dengan kita memelihara amanah Allah
sekaligus mensyukuri nikmatnya, merusaknya sama artinya kita mengingkari
kehendaknya. Allah berfirman dalam surat
Ibrahim ayat 7:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ
لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Artinya: Dan (ingatlah
juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Hadirin Hadirat Yang Berbahagia
Dari apa
yang kami sampaikan sejak awal, dapat ditarik kesimpulan yakni bahwa upaya
melestarikan hutan, menjaga bumi merupakan amanah Allah, dan itu sama artinya
dengan salah satu upaya menjunjung tinggi harkat kemanusiaan.
Demikian
yang dapat kami sampaikan, Hada Nallah Waiyakum Ajmain, Was. War. Wab.